Wednesday, October 12, 2016

Kumpulan Teks Doa dan Muhasabah KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

Berikut ini adalah Kumpulan Teks Doa dan Muhasabah KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

Allah maha mendengar allah maha melihat
Allah maha menyaksikan setiap pertemuaan Allah menyaksikan setiap pertemuan kita
Dialah allah, dialah allah yang maha melihat
Tiada yang tersembunyi dimata allah yang maha dekat

Dia tau setiap lirikan mata, dan niat dibalik lirikan
Dia tau apa yang ada dalam benak fikiran kita
Dialah allah yang maha mendengar segala sesuatu

Allah maha tau orang2 yang terluka hatinya
Allah maha tau setiap dusta yang kita ucapkan
Allah maha tau setiap kebusukan hati kita

Riya..., dibalik amal amal kita
Sombong... dan takaburnya diri kita
Allah maha tau setiap kedengkian yang ada dihati ini
Dialah allah yang telah menciptakan dan menyempurnakan
Allah maha tau setiap maksiat yang terang terangan maupun yang tersembunyi

Saat ini kita dihargai bukan karena kemuliaan yang kita miliki
Kita dihargai karena allah masih menutupi kebusukan kita yang sebenarnya
Andaikata allah berkehendak membeberkan
Maka tiada satupun yang dapat menghalangi

Wahai saudara saudaraku...
Hanya allah lah yang membuat kita masih dihargai orang lain
Amal yang kecil dan sederhana allah tampakkan kepada orang lain
Sehingga orang lain menghargai dan menghormati diri kita

Wahai saudara saudaraku...
Andaikata sisa sisa hidup kita akan berakhir
Maka tiada satupun yang dapat menyelamatkan kita
Selain karunia dan rahmat allah
Mana amal amal yang kita miliki

Sholat... jarang khusyu, itupun hanya sisa waktu
Amal kita shodaqoh kita... itupun hanya sisa uang yang tak beharga
Andaikata kita menolong dan berbuat kebaikan, jarang... ikhlas
Shaum yang kita lakukan, hanya perut saja yang puasa, mata tidak puasa, hati tidak puasa

Ya allah
Wahai yang maha mendengar, maha tau, maha pengampun
Ampuni seluruh dosa kami ya allah
Ampuni sebusuk apapun diri diri kami
Ampuni sebanyak apapun dosa dosa yang melumuri tubuh kami kami
Ampuni maksiat yang terang terangan maupun tersembunyi yang kami lakukan ya allah

Ya allah
Ampuni maksiat mata kami
Jadikan mata ini mata yang selalu akrab... dengan ayat ayatmu
Jangan biarkan mata ini menyebabkan matinya hati kami
Ampuni maksiat pendengaran kami

Jadikan pendengaran kami pendengaran yang menyebabkan hidupnya hati kami
Ampuni maksiat mulut kami
Ampuni setiap kebohongan yang telah kami ucapkan
Ampuni seandainya mulut ini melukai ibu bapak kami
Ampuni jikalau dari mulut ini banyak orang yang tersakiti

Jadikan mulut ini mulut yang jauh dari berkata dusta
Lisan yang selalu menyebut nama Mu
Lisan yang menjadi ilmu bagi hamba hambamu
Lisan yang engkau selalu ijabah doa doanya

Ya allah
Karuniakan ampunan atas maksiat maksiat yang dilakukan tubuh ini
Ampuni jikalau tubuh ini telah berbuat nista
Ampuni jikalau tubuh ini ada daging haram yang telah kami makan dari makanan haram harta haram
Karuniakan kami tubuh yang bersih ya allah
Bersihkan dari segala maksiat yang telah dilakukan jasad ini
Izinkan sampai akhir hayat tubuh ini bersih ya allah
Bersih dari harta haram
Bersih dari makanan haram
Bersih dari perbuatan haram

Ya allah
Karuniakan ampunan atas maksiat hati kami
Ampuni jikalau kami selalu berbuat takabur
Ampuni  jikalau hati ini sering menghina dan merendahkan hamba hambamu
Ampuni jikalau kami sering ria ya allah
Ampuni jika kedengkian masih bersemayam dihati ini
Robb
Jauhkan dari diri kami riya, pamer, kesombongan, sekecil apapun
Jadikan diri kami diri yang tawadhu, ikhlas, pemaaf

Ya allah..
Inilah kami, hambamu yang berlumur dosa, yang bergelimang aib, yang engkau telah tau segala kebusukan yang kami lakukan, dosa dan kesalahan yang kami lahirkan maupun yang kami sembunyikan
Ya allah, bukankah engkau telah membanggakan kami dihadapan para malaikatmu, kami mohon jadikan saat ini, saat ampunan bagi dosa dosa kami ya allah,
“ rabbana dzolamna angfusana wa illam tarfirlana wa tarhamna lanaku nanna minal khoosirin,
Ampuni kami ya allah, ampuni sebusuk apapun diri diri kami ya allah

( doa selamat )

Ya allah...
Ampuni kedurhakaan kami kepada ibu bapak kami
Ampuni jikalau kami jarang tersenyum
Ampuni jikalau kami jarang memuliakan
Berikan kesempatan kepada kami untuk memuliakan mereka ya allah

( doa kedua orgtua)

Muliakan ibu bapak kami ya allah, ampuni dosa dosanya, jadikan husnul khotimah akhir hayatnya, lapangkan kuburnya ya allah, ringankan hisabnya, jadikan ahli syurgamu ya allah, lindungi kedua orangtua kami dari azab kubur dari fitnah jahanam,

Ya allah...
Muliakan guru guru kami, para ulama yang membimbing kami, para mubaligh yang menuntun kami, muliakan orang orang yang membuat kami mengenalmu ya allah,

( doa keluarga )

Ampuni jikalau kami pernah mengkhianati keluarga kami ya allah, ampuni para suami yang pernah mendzolomi istrinya, yang pernah menganiaya keluarganya,
Ampuni para istri yang lalai mengurus keluarganya ya allah, ampuni jikalau kami salah mendidik anak anak kami ya allah, jangan biarkan mereka tersesat karena kami ya allah, bimbing kami agar bisa menjadi orangtua yang benar, bertanggungjawab, jangan biarkan mereka menuntut kami diakhirat ya allah, karuniakan kami rumah tangga yang sakinah, keturunan yang sholeh sholehah.

Ya Allah...
Selamatkan saudara saudara kami yang ditimpa fitnah dan musibah,
Berikan kelapangan yang dihimpit masalah
Berikan kecukupan yang fakir ya allah
Lepaskan dari jeritan hutang piutang ya allah

Ya Allah...
Tolonglah saudara saudara kami yang bergelimang dosa, tuntun mereka agar tau tempat bertaubat

alhamdulillah ya allah

wahai yang maha menatap, wahai yang maha agung dan maha perkasa.

ya allah, wahai yang maha tahu segala lumuran aib dan maksiat, ampunilah
sebusuk apapun diri-diri kami selama ini.

ampuni sekelam apapun masa lalu kami, tutupi seburuk apapun aib-aib kami.
ampunilah diri-diri kami ya alloh, tolonglah kami ya rob.

bukakan lembaran-lembaran baru yang bersih yang menggantikan lembaran kelam
masa lalu kami.

robbana dzolamna anfusanaa wa ilam taghfirlanaa wa tarhamnaa la nakuunanna
minal khaasiriin.

ya allah ampuni dan selamatkan orang tua kami, darah dagingnya melekat pada
tubuh kami.

ampuni jikalau selama ini kami pernah mendzoliminya, jadikan sisa umur kami
menjadi anak yang tahu balas budi ya alloh.

rob ampuni kedua orangtua kami, bahagiakan, muliakan sisa umurnya ya alloh.
jadikan akhir hayatnya khusnul khotimah. kami mohon kepadamu ya alloh lindungi
kami dari mati suul khotimah.
cahayai kuburnya, kami benar-benar memohon padamu, lindungi dari siksa kubur ya
alloh.
jadikan doa kami menjadi cahaya bagi hatinya, cahaya bagi kuburnya.

rob balaslah kebaikan orang-orang yang berbuat baik kepada kami.
golongkan kami menjadi makhlukmu yang tahu diri dan tahu balas budi ya alloh.

ya alloh bukakan hati kami agar dapat merasakan keagunganmu.
jadikan kening ini menjadi kening yang selalu nikmat bersujud kepadamu.
jadikan mata kami menjadi mata yang selalu akrab dengan ayat-ayatmu ya alloh.
golongkan telinga ini, menjadi telinga yang selalu rindu mendengar kebenaranmu.

jadikan lisan kami menjadi lisan yang terpelihara, yang selalu basah menyebut
namamu, yang dapat menjadi cahaya ilmu yang dapat menjadi jalan kebaikan,
kemuliaan bagi umatmu.
dan lisan yang dapat pulang dengan menyebut namamu ya alloh.

ya alloh karuniakan kepada kami jasad yang terpelihara dari maksiat,
terpelihara dari harta haram, makanan haram, perbuatan haram.
ijinkan jasad ini pulang, kelak jasad yang bersih ya alloh.

ya allah karuniakan kepada kami hati yang bening, hati yang tidak pernah bisa
lupa kepadamu, hati yang tidak pernah kesepian karena teringat kepadamu. hati
yang terpesona kepadamu, hati yang selalu tentram karena yakin akan jaminanmu,
hati yang selalu kaya karena yakin akan pemberianmu, hati yang selalu merasa
aman karena yakin akan perlindunganmu yang maha kokoh.
ya allah karuniakan kepada kami hati yang merasakan indahnya cinta, cinta
kepada mu ya alloh.

golongkan hari-hari kami menjadi hari-hari yang penuh kerinduan, rindu ingin
bisa pulang berjumpa denganmu ya alloh.

ya allah jangan biarkan persoalan yang kami hadapi membuat kami mengkhianatimu,
melainkan jadikan apapun yang harus kami hadapi membuat kami semakin dekat
denganmu, semakin bersyukur atas nikmat darimu, semakin ridho dengan ketentuan
apapun darimu.
semakin indah dengan kesabaran dan semakin gigih berjuang dijalanmu.

rob andai suatu saat malaikat maut menjemput kami, ijinkanlah saat kematian
kami saat terindah dalam hidup ini dengan bekal yang cukup ya alloh.
ya allah ijinkan kami wafat khusnul khotimah.

allahuma taubatan nasuha….
allahumma hawwin ‘alainaa fisakaraatil mauti wan najaata minannaar, wal’afwa
indal hisaab.

ya allah hanya engkaulah segala-galanya bagi kami, kami hanya sekedar makhlukmu
yang tiada arti bagimu tapi engkau adalah segala-galanya bagi kami.
ijinkan kami pulang dalam ridhomu ya alloh.

robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanataan wa fil aakhi rati hasanatan wa qinnaa
‘adzaabannaar.

subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammaa yashi fuuna wasalaamun ‘alal mursaliina
walhamdulillahi rabbil ‘aalamiin.

Teks Doa Untuk Orang Tua Kutipan Dari Muhasabah Aa Gym

Berikut ini adalah Teks Doa Untuk Orang Tua Kutipan Dari Muhasabah Aa Gym. Semoga kita senantiasa bisa menghadiahkan kedua orangtua kita doa doa terbaik untuk mereka baik di dunia, di alam kubur maupun di hari akhir.  Yuk, kita doa sekarang.

Ya Allah,

Rendahkanlah suaraku bagi mereka,

Perindahlah ucapanku di depan mereka.

Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan

Lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah,

Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya

Atas didikan mereka padaku dan

Pahala yang besar

Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,

Peliharalah mereka

Sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,

Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,

atau kesusahan yang mereka derita karena aku,

atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,

jadikanlah itu semua

Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,

Meningginya kedudukan mereka dan

Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah

sebab hanya Engkaulah

yang berhak membalas kejahatan dengan kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,

Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,

Izinkanlah mereka memberi syafa’at untukku.

Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,

Maka izinkahlah aku memberi syafa’at untuk mereka,

sehingga kami semua berkumpul

Bersama dengan santunan-Mu

di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta

rahmat-Mu.

Sesungguhnya Engkaulah

yang memiliki Karunia Maha Agung,

serta anugerah yang tak berakhir dan

Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.

****

Mari kita kenang dosa kepada orang tua kita.

Siapa tahu hidup kita dirundung nestapa karena kedurhakaan kita.

Karena kita sudah menghisap darahnya, tenaganya, airmatanya, keringatnya.

Istighfar, istighfarlah ....

Astaghfirullahal Adziim

Barangsiapa yang matanya pernah sinis melihat orangtuanya.

Atau kata-katanya sering mengiris melukai hatinya, atau yang jarang memperdulikan dan

mendoakannya.

Percayalah bahwa anak yang durhaka siksanya didahulukan didunia ini.

Istighfar yang pernah mendholimi ibu bapaknya.

Astaghfirullahal Adziim

Demikian sedikit kutipan tentang Teks Doa Untuk Orang Tua Kutipan Dari Muhasabah Aa Gym semoga kita menjadi anak-anak yang sholeh.  Aamiin

Amalan Untuk Orang Tua Yang Sudah Meninggal Yang Sesuai Sunnah

Kami sengaja mengutip tulisan ini yang membahas lebih panjang lebar masalah amalan untuk orang tua yang sudah meninggal yang sesuai dengan sunnah dengan rujukannya Al Qur’an dan As Sunnah berdasarkan pemahaman generasi terbaik dari umat Islam. Semoga Allah menjadikan ini sebagai amal jariah untuk ayahanda tercinta Malih Ishaq.  Dan semoga kami anak-anaknya senantiasa dapat selalu berbakti kepada kedua orang tua kami sampai hari kiamat nanti.  Aamin



Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”

(QS. An Najm: 39).

Dari ayat ini, sebagian ulama mengatakan bahwa usaha orang lain tidak akan bermanfaat bagi si mayit. Namun pendapat ini adalah pendapat yang kurang tepat. Syaikh As Sa’di mengatakan bahwa ayat ini hanya menunjukkan bahwa manusia tidaklah mendapatkan manfaat kecuali apa yang telah ia usahakan untuk dirinya sendiri. Ini benar dan tidak ada perselisihan di dalamnya. Namun ayat ini tidak menunjukkan bahwa amalan orang lain tidak bermanfaat untuk dirinya yaitu ketika orang melakukan amalan untuknya. Sebagaimana pula seseorang memiliki harta yang ia kuasai saat ini. Hal ini tidak melazimkan bahwa dia tidak bisa mendapatkan harta dari orang lain melalui hadiah yang nanti akan jadi miliknya.[1]

Jadi sebenarnya, amalan orang lain tetap bermanfaat bagi orang yang sudah meninggal sebagaimana ditunjukkan pada dalil-dalil yang akan kami bawakan, seperti amalan puasa dan pelunasan utang.

Namun perlu diperhatikan di sini, amalan yang bisa bermanfaat bagi si mayit itu juga harus ditunjukkan dengan dalil dan tidak bisa dikarang-karang sendiri. Jadi tidak boleh seseorang mengatakan bahwa amalan A atau amalan B bisa bermanfaat bagi si mayit, kecuali jika jelas ada dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang menunjukkan hal tersebut.

Amalan-amalan yang bisa bermanfaat bagi si mayit adalah sebagai berikut.

Pertama: Do’a kaum muslimin untuk orang tua yang sudah meninggal

Setiap do’a kaum muslimin bagi setiap muslim akan bermanfaat bagi si mayit. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang“.” (QS. Al Hasyr: 10) Ayat ini menunjukkan bahwa di antara bentuk kemanfaatan yang dapat diberikan oleh orang yang masih hidup kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah do’a karena ayat ini mencakup umum, yaitu orang yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Do’a dalam ayat ini mencakup semua kaum mukminin, baik para sahabat yang terdahulu dan orang-orang sesudah mereka. Inilah yang menunjukkan keutamaan iman, yaitu setiap mukmin diharapkan dapat memberi manfaat satu dan lainnya dan dapat saling mendoakan.”[2]

Begitu pula sebagai dalil dalam hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: “Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi”.”[3] Do’a kepada saudara kita yang sudah meninggal dunia adalah di antara do’a kepada orang yang di kala ia tidak mengetahuinya.

Kedua: Siapa saja yang melunasi utang orang tua yang sudah meninggal

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangkan seorang mayit yang masih memiliki utang, kemudian beliau bertanya, “Apakah orang ini memiliki uang untuk melunasi hutangnya?” Jika diberitahu bahwa dia bisa melunasinya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menyolatkannya. Namun jika tidak, maka beliau pun memerintahkan, “Kalian shalatkan aja orang ini.”

Tatkala Allah memenangkan bagi beliau beberapa peperangan, beliau bersabda,

أَنَا أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ فَمَنْ تُوُفِّىَ وَعَلَيْهِ دَيْنٌ فَعَلَىَّ قَضَاؤُهُ وَمَنْ تَرَكَ مَالاً فَهُوَ لِوَرَثَتِهِ

“Aku lebih pantas bagi orang-orang beriman dari diri mereka sendiri. Barangsiapa yang mati, namun masih meninggalkan utang, maka aku lah yang akan melunasinya. Sedangkan barangsiapa yang mati dan meninggalkan harta, maka itu untuk ahli warisnya.”[4] Hadits ini menunjukkan bahwa pelunasan utang si mayit dapat bermanfaat bagi dirinya.

Sedangkan apakah pelunasan utang si mayit di sini wajib ataukah tidak, di sini ada dua pendapat di kalangan ulama Syafi’iyyah. Sebagian ulama mengatakan bahwa wajib dilunasi dari baitul maal. Sebagian lagi mengatakan tidak wajib.[5]

Ketiga: Menunaikan qodho’ puasa untuk orang tua yang sudah meninggal

Pembahasan ini telah kami jelaskan pada tulisan kami yang berjudul “Permasalahan Qodho’ Ramadhan”. Pendapat yang mengatakan bahwa qodho’ puasa bermanfaat bagi si mayit dipilih oleh Abu Tsaur, Imam Ahmad, Imam Asy Syafi’i, pendapat yang dipilih oleh An Nawawi, pendapat pakar hadits dan pendapat Ibnu Hazm.

Dalil dari pendapat ini adalah hadits ‘Aisyah,

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki kewajiban puasa, maka ahli warisnya yang nanti akan mempuasakannya. ”[6] Yang dimaksud “waliyyuhu” adalah ahli waris[7].

Keempat: Menunaikan qodho’ nadzar baik berupa puasa atau amalan lainnya untuk orang tua yang sudah meninggal

Sa’ad bin ‘Ubadah radhiyallahu ‘anhu pernah meminta nasehat pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia mengatakan,

إِنَّ أُمِّى مَاتَتْ وَعَلَيْهَا نَذْرٌ

“Sesungguhnya ibuku telah meninggalkan dunia namun dia memiliki nadzar (yang belum ditunaikan).” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan,

اقْضِهِ عَنْهَا

“Tunaikanlah nadzar ibumu.”[8]

Kelima: Segala amalan sholih yang dilakukan oleh anak yang sholih akan bermanfaat bagi orang tuanya yang sudah meninggal dunia

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An Najm: 39). Di antara yang diusahakan oleh manusia adalah anak yang sholih.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ

“Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri. Dan anak merupakan hasil jerih payah orang tua.”[9] Ini berarti amalan dari anaknya yang sholih masih tetap bermanfaat bagi orang tuanya walaupun sudah berada di liang lahat karena anak adalah hasil jerih payah orang tua yang pantas mereka nikmati.

Namun sayang, orang tua saat ini melupakan modal yang satu ini. Mereka lebih ingin anaknya menjadi seorang penyanyi atau musisi –sehingga dari kecil sudah dididik les macam-macam-, dibanding anaknya menjadi seorang da’i atau orang yang dapat memberikan manfaat pada umat dalam masalah agama. Sehingga orang tua pun lupa dan lalai mendidik anaknya untuk mempelajari Iqro’ dan Al Qur’an. Sungguh amat merugi jika orang tua menyia-nyiakan anaknya padahal anak sholih adalah modal utama untuk mendapatkan aliran pahala walaupun sudah di liang lahat.

Keenam: Bekas-bekas amalan sholih (seperti ilmu yang bermanfaat) dan sedekah jariyah yang ditinggalkan oleh orang tua yang sudah meninggal

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia itu mati, maka akan putus amalannya kecuali dari tiga perkara: [1] sedekah jariyah, [2] ilmu yang diambil manfaatnya, [3] anak sholih yang mendo’akan orang tuanya.”[10]

Ketujuh: Sedekah atas nama orang tua yang sudah meninggal


Sedekah untuk mayit akan bermanfaat baginya berdasarkan kesepakatan (ijma’) kaum muslimin.[11] Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma,

أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ – رضى الله عنه – تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا

“Sesungguhnya Ibu dari Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu meninggal dunia, sedangkan Sa’ad pada saat itu tidak berada di sampingnya. Kemudian Sa’ad mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Iya, bermanfaat.’ Kemudian Sa’ad mengatakan pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya’.”[12]

Hukum Menghadiahkan Pahala Bacaan Al Qur’an untuk orang tua yang sudah meninggal

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanyakan, “Bagaimana dengan orang yang membaca Al Qur’an Al ‘Azhim atau sebagian Al Qur’an, apakah lebih utama dia menghadiahkan pahala bacaan kepada kedua orang tuanya dan kaum muslimin yang sudah mati, ataukah lebih baik pahala tersebut untuk dirinya sendiri?”

Beliau rahimahullah menjawab:

Sebaik-baik ibadah adalah ibadah yang mencocoki petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan dalam khutbahnya,

خَيْرُ الْكَلَامِ كَلَامُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

”Sebaik-baik perkataan adalah kalamullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Setiap bid’ah adalah sesat.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

خَيْرُ الْقُرُونِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian generasi setelah mereka.”

Ibnu Mas’ud mengatakan,

مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُسْتَنًّا فَلْيَسْتَنَّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ ؛ فَإِنَّ الْحَيَّ لَا تُؤْمَنُ عَلَيْهِ الْفِتْنَةُ أُولَئِكَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ

“Siapa saja di antara kalian yang ingin mengikuti petunjuk, maka ambillah petunjuk dari orang-orang yang sudah mati. Karena orang yang masih hidup tidaklah aman dari fitnah. Mereka yang harus diikuti adalah para sahabat Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.”

Jika kita sudah mengenal beberapa landasan di atas, maka perkara yang telah ma’ruf di tengah-tengah kaum muslimin generasi utama umat ini (yaitu di masa para sahabat dan tabi’in, pen) bahwasanya mereka beribadah kepada Allah hanya dengan ibadah yang disyari’atkan, baik dalam ibadah yang wajib maupun sunnah; baik amalan shalat, puasa, atau membaca Al Qur’an, berdzikir dan amalan lainnya. Mereka pun selalu mendoakan mukminin dan mukminat yang masih hidup atau yang telah mati dalam shalat jenazah, ziarah kubur dan yang lainnya sebagaimana hal ini diperintahkan oleh Allah. Telah diriwayatkan pula dari sekelompok ulama salaf  mengenai setiap penutup sesuatu ada do’a yang mustajab. Apabila seseorang di setiap ujung penutup mendoakan dirinya, kedua orang tuanya, guru-gurunya, dan kaum mukminin-mukminat yang lainnya, ini adalah ajaran yang disyari’atkan. Begitu pula doa mereka ketika shalat malam dan tempat-tempat mustajab lainnya.

Terdapat hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan sedekah pada mayit dan memerintahkan pula untuk menunaikan utang puasa si mayit. Jadi, sedekah untuk mayit merupakan amal sholeh. Begitu pula terdapat ajaran dalam agama ini untuk menunaikan utang puasa si mayit.

Oleh karena itu, sebagian ulama membolehkan mengirimkan pahala ibadah maliyah (yang terdapat pengorbanan harta, semacam sedekah) dan ibadah badaniyah kepada kaum muslimin yang sudah mati. Sebagaimana hal ini adalah pendapat Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah, sebagian ulama Malikiyah dan Syafi’iyah. Jika mereka menghadiahkan pahala puasa, shalat atau pahala bacaan Qur’an maka ini diperbolehkan menurut mereka. Namun, mayoritas ulama Malikiyah dan Syafi’iyah mengatakan bahwa yang disyari’atkan dalam masalah ini hanyalah untuk ibadah maliyah saja.

Oleh karena itu, tidak kita temui pada kebiasaan para ulama salaf, jika mereka melakukan shalat, puasa, haji, atau membaca Al Qur’an; mereka menghadiahkan pahala amalan mereka kepada kaum muslimin yang sudah mati atau kepada orang-orang yang istimewa dari kaum muslimin. Bahkan kebiasaan dari salaf adalah melakukan amalan yang disyari’atkan yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, setiap orang tidak boleh melampaui jalan hidup para salaf karena mereka tentu lebih utama dan lebih sempurna dalam beramal. Wallahu a’lam.” –Demikian penjelasan Syaikhull Islam Ibnu Taimiyah–[13]

Catatan: Yang dimaksudkan kirim pahala dari amalan badaniyah ataupun maliyah sebagaimana yang dibolehkan oleh sebagian ulama bukanlah dengan mengumpulkan orang-orang lalu membacakan surat tertentu secara berjama’ah dan ditentukan pula pada hari tertentu (semisal hari ke-7, 40, 100, dst). Jadi tidaklah demikian yang dimaksudkan oleh para ulama tersebut. Apalagi kalau acara tersebut diadakan di kediaman si mayit, ini jelas suatu yang terlarang karena ini termasuk acara ma’tam (kumpul-kumpul) yang dilarang. Seharusnya keluarga mayit dihibur dengan diberi makan dan segala keperluan karena mereka saat itu dalam keadaan susah, bukan malah keluarga mayit yang repot-repot menyediakan makanan untuk acara semacam ini. Lihat penjelasan selanjutnya.

Apakah Mayit Mendengarkan Bacaan Al Qur’an?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Jika ada yang mengatakan bahwa bermanfaat bagi si mayit ketika dia diperdengarkan Al Qur’an dan dia akan mendapatkan pahala jika mendengarnya, maka pemahaman seperti ini sungguh keliru. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah bersabda,

إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia itu mati, amalannya akan terputus kecuali melalui tiga perkara: [1] sedekah jariyah, [2] ilmu yang dimanfaatkan, atau [3] anak sholeh yang mendo’akan dirinya. ”

Oleh karena itu, setelah kematian si mayit tidak akan mendapatkan pahala melalui bacaan Al Qur’an yang dia dengar dan amalan lainnya. Walaupun memang si mayit mendengar suara sandal orang lain dan juga mendengar salam orang yang mengucapkan salam padanya dan mendengar suara selainnya. Namun ingat, amalan orang lain (seperti amalan membaca Al Qur’an, pen) tidak akan berpengaruh padanya.”[14]

Seharusnya Keluarga Si Mayit yang Diberi Makan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Apabila keluarga mayit membuatkan makanan lalu mengundang orang-orang, maka ini bukanlah sesuatu yang disyari’atkan. Semacam ini termasuk ajaran yang tidak ada tuntunannya (baca: bid’ah). Bahkan Jarir bin ‘Abdillah mengatakan,

كُنَّا نَعُدُّ الِاجْتِمَاعَ إلَى أَهْلِ الْمَيِّتِ وَصَنْعَتَهُمْ الطَّعَامَ لِلنَّاسِ مِنْ النِّيَاحَةِ

“Kami menganggap bahwa berkumpul-kumpul di kediaman si mayit, lalu keluarga si mayit membuatkan makanan, ini termasuk niyahah (meratapi mayit yang jelas terlarang).”

Bahkan yang dianjurkan ketika si mayit meninggal dunia adalah orang lain yang memberikan makanan pada keluarga si mayit (bukan sebaliknya). Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mendengar berita kematian Ja’far bin Abi Thalib, beliau mengatakan,

اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ

“Berilah makan untuk keluarga Ja’far karena mereka saat ini begitu tersibukkan dengan kematian Ja’far.”[15]

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz –pernah menjabat sebagai ketua Al Lajnah Ad Daimah di Saudi Arabia- mengatakan, “Seharusnya yang dilakukan adalah melakukan ta’ziyah di rumah si mayit dan mendoakan mereka serta memberikan kasih sayang kepada mereka yang ditinggalkan si mayit. [Ta’ziyah memberi nasehat kepada keluarga si mayit untuk bersabar dalam musibah ini dan berusaha menghibur mereka, pen]

Adapun berkumpul-kumpul untuk menambah kesedihan (dikenal dengan istilah ma’tam) dengan membaca bacaan-bacaan tertentu (seperti membaca surat yasin ataupun bacaan tahlil), atau membaca do’a-do’a tertentu atau selainnya, ini termasuk bid’ah. Seandainya perkara ini termasuk kebaikan, tentu para sahabat (salafush sholeh) akan mendahului kita untuk melakukan hal semacam ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak pernah melakukan hal ini. Dulu di antara salaf yaitu Ja’far bin Abi Tholib, Abdullah bin Rowahah, Zaid bin Haritsah radhiyallahu ‘anhum, mereka semua terbunuh di medan perang. Kemudian berita mengenai kematian mereka sampai ke telinga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari wahyu. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumumkan kematian mereka pada para sahabat, para sahabat pun mendoakan mereka, namun mereka sama sekali tidak melakukan ma’tam (berkumpul-kumpul dalam rangka kesedihan dengan membaca Al Qur’an atau wirid tertentu).

Begitu pula para sahabat dahulu tidak pernah melakukan hal semacam ini. Ketika Abu Bakr meninggal dunia, para sahabat sama sekali tidak melakukan ma’tam.”[16]

Demikian pembahasan kami mengenai berbagai amalan yang dapat bermanfaat bagi si mayit. Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin. Hanya Allah yang memberi taufik.

Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmat-Nya setiap kebaikan menjadi sempurna. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

***

Kutipan dari web rumaysho.com

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal


Referensi

[1] Lihat Taisir Karimir Rahman, ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 821, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H

[2] Taisir Al Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan, hal. 851.

[3] HR. Muslim no. 2733, dari Ummu Ad Darda’.

[4] HR. Bukhari no. 2298 dan Muslim no. 1619

[5] Syarh Muslim, An Nawawi, 6/2, Mawqi’ Al Islam

[6] HR. Bukhari no. 1952 dan Muslim no. 1147

[7] Lihat Tawdhihul Ahkam, 3/525

[8] HR. Bukhari no. 2761 dan Muslim no. 1638

[9] HR. Abu Daud no. 3528 dan An Nasa-i no. 4451. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.

[10] HR. Muslim no. 1631

[11] Majmu’ Al Fatawa, 24/314, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H

[12] HR. Bukhari no. 2756

[13] Majmu’ Al Fatawa, 24/321-323.

[14] Majmu’ Al Fatawa, 24/317.

[15] Majmu’ Al Fatawa, 24/316-317.

[16] Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 13/211, Asy Syamilah

Demikian kutipan artikel tentang Amalan Untuk Orang Tua Yang Sudah Meninggal Yang Sesuai Al Qur'an dan Sunnah.  Semoga Allah memudahkan kaum muslimin untuk memahami tulisan ini. Hanya Allah yang memberikan hidayah bagi kita semua.

Note: Jangan sia-siakan sisa umur yang ada pada kedua orang tua kita.  Berikan hadiah terbaik untuk mereka. Umroh atau Haji untuk kedua orang tua bisa dijadikan hadiah terbaik untuk mereka.  Segera daftarkan mereka untuk berumroh dan haji.  Ini rekomendasi kami untuk layanan umroh haji yang murah terpercaya. PT Shafana Royal Wisata. Untuk umroh anda bisa pilih paket umroh murah atau yang sesuai dengan budget anda. Silahkan hubungi perusahaan tour travel tersebut untuk dapat custom semua paket yang sesuai dengan kebutuhan anda.